Senin, 16 Januari 2017

Cafe

CAFE
(Faisal Refki - 12/12/2016)

TOKOH

PEMUDA                     (umur 24 tahun, sedang dalam kondisi setengah mabuk, gay)
SENIMAN                    (umur 42 tahun, penyair puisi, suka mengkritik Indonesia)
PENJAGA KASIR          (wanita umur 23 tahun)
PENYANYI CAFE          (pemain gitar pria 25 tahun, vokalis wanita 23 tahun)
TAMU CAFE                (dua laki-laki dan 2 wanita seumuran)
KEKASIH                      (pria umur 24 tahun)

SETTING
CAFE, MALAM HARI, TIDAK TERLALU RAMAI


SINOPSIS
Jangan mempermasalahkan perbedaan, permasalahkanlah caramu menyikapi perbedaan


PENYANYI CAFE SEDANG MENYANYIKAN LAGU BERBAHASA INGGRIS, PEMUDA SEDANG MINUM SAMBIL TERTUNDUK DIATAS MEJA TERLIHAT SEDANG MEMILIKI MASALAH, SENIMAN SEDANG ASIK MENYIAPKAN PUISINYA, SETELAH PENYANYI CAFE SELESAI NAIKLAH SENIMAN KEATAS PANGGUNG UNTUK MEMBACAKAN PUISINYA YANG BERJUDUL ‘AKU MASIH SANGAT HAFAL DENGAN NYANYIAN ITU’

Seniman         : baiklah, disini saya akan membacakan sebuah puisi karya Mustafha Bisri dengan judul Aku masih sangat hafal nyanyian itu, selamat mendengarkan.
(seniman membacakan puisinya sampai selesai)
Seniman         : itulah satu buah puisi dari saya semoga negeri ini dan orang-orang yang ada didalam negeri ini tidak mementingkan kepentingannya sendiri, dan semoga bangsa kita tidak dihina-hina bangsa lain, dan yang pasti untuk para pemimpin bangsa ini jangan rakus berebut kuasa yang hanya untuk kepentingan pribadi, sekian terimakasih.
(suar tepuk tangan, seniman kembali kemejanya diiringi tepuk tangan dari pengunjung cafe)
Pemuda          : (menyanyikan penggalan lagu Indonesia Pusaka) hey bapa yang membaca puisi tadi, anda sadar apa yang telah anda lakukan barusan?
Seniman         : saya?
Pemuda          : iya anda yang memakai topi dan jaket kulit, anda sadar apa yang telah anda perbuat kepada saya?
Seniman         : apa yang ku perbuat? Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan
Pemuda          : bukankan anda seorang seniman yang katanya memeliki kepekaan dan rasa empati yang sangat tinggi? Masa anda tidak tau apa yang telah anda lakukan kepada saya barusan.
Seniman         : apa maksud kamu ini, aku tidak mengerti.
Pemuda          : anda sadar kalau anda telah membuka luka lama dan membuat lirih hati ini? anda sadar?
Seniman         : membuka luka lama? Membuat hatimu lirih? Kenapa aku bisa melakukan itu kepadamu? apa salah saya, dan saya pun tidak mengenal anda siapa.
Pemuda          : anda telah membuat lirih hati ini karna anda telah membaca puisi yang isinya hanya membuka aib dan mengkritik negara ini.
Seniman         : lalu apa masalah anda dengan puisi itu?
Pemuda          : sekarang saya mau Tanya sesuatu kepada anda (menghampiri seniman). Nama anda siapa? Dan anda berasal darimana?
Seniman         : nama saya Nusa, saya berasal dari Banjarmasin.
Pemuda          : Nusa, dari Banjarmasin, Banjarmasin itu masih di Indonesia kan?
Seniman         : tentu saja, anak SD juga tau kalau Banjarmasin itu dari Indonesia.
Pemuda          : berarti anda orang Indonesia kan, kenapa anda tadi membaca puisi yang isinya membuka aib dan segala keburukan Negara Indonesia ini? Apakah anda tidak bangga dengan Indonesia, tidak bangga menjadi orang Indonesia, atau anda mneyesal hidup dan tinggal di Indonesia?
Seniman         : kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa hubungannya kebanggaan dengan Indonesia dengan kelirihan hatimu?
Pemuda          : hubungnnya? Lagi-lagi anda tidak peka, sebaiknya anda pertanyakan lagi gelar anda sebagai seniman.
Seniman         : apa maksud kamu ini, langsung saja jangan berbelit-belit, saya tak punya banyak waktu untuk membahas sesuatu yang sia-sia dengan kamu.
Pemuda          : baiklah, saya tidak akan membuat pembicaraan kita ini sia-sia. Apakah anda sadar bahwa yang anda lakukan tadi membuat lirih hati saya, saya muak dengan semua ocehan-ocehan yang bisanya hanya mengkritik dan mengumbar umbar aib bangsa ini, kasian ibu pertiwi kalau terus dipermalukan oleh anak-anaknya, seolah olah anak-anaknya tidak bangga dengan ibunya, dengan bangsa ini bangsa Indonesia, setiap kali saya melihat para seniman diluar sana dan mereka berkarya dan karyanya hanya berisi kritikan dan membuka aib bangsa ini, seolah olah mereka tidak bangga terlahir di Negara Indonesia ini, saya muak, lirih hati ini setiap kali melihat bangsa ini dicaci maki oleh anak bangsa sendiri. Bangsa ini terlalu luas jika kita hanya membicarakan keburukannya saja.
Seniman         : yaa begitulah cara kami bersuara agar pesan kami sampai kepada para pemimpin-peminpin yang berkuasa untuk menyadarkan mereka kalau bangsa ini rusak karena ulah mereka, mereka itulah yang sebenar benarnya masalah bagi bangsa ini, merekalah yang sepatutnya disalahkan, jangan menyalahkan kami.

Pemuda          : saya tidak menyalahkan kalian, tapi tahukan kalian, selama hidup sampai saat ini, saya lebih mengenal Negara ini hanya keburukannya saja, hanya itu yang sering saya dengar dan saya temukan secara langsung, langsung dari mulut-mulut orang Indonesia itu sendiri, saya terlalu muak mendengar itu semua, padahal Negara ini kata orang sangat indah dan sangat kaya, tapi saya jarang menemui orang mau mebicarakan dan membanggakan Negara ini, mereka terlalu sibuk membicarakan masalah-masalah yang ada di negeri ini sampai mereka lupa jati diri bangsa itu sendiri.
Seniman         : yaa itu artinya kamu kurang wawasan hahaa.. coba perluas lagi pergaulanmu agar kamu tidak hanya mendapatkan apa yang kamu muaki saja.
Pemuda          : kalau anda banyak wawasan, apakan anda sering mendengar tentang kebanggaan indonesia, coba ceritakan kepada saya, saya mau mendengar itu langsung dari mulut anda agar rasa lirih hati ini dapat terobati dengan mendengar cerita-cerita tentang kebanggan bangsa ini, ayoo ceritakan, saya akan mendegarkan dengan penuh hati ayoo..
Seniman         : (terdiam sejenak)
Pemuda          : mana? mana ceritanya? Tak mau menceritakan? Atau memang tak ada yang bisa dibanggakan? Kasihan !!
(terdiam sejenak dan ponsel pemuda berbunyi)
Pemuda          : (berbicara di telpon) hallo sayang, lagi di cafe, iya sebentar lagi, iya jemput aku nanti ya, dahh..
Seniman         : pacar ?
Pemuda          : iya,, dia mau jemput saya sebentar lagi. (jeda) Bolehkah saya sedikit bercerita tentangnya?
Seniman         : silahkan, cerita saja..
Pemuda          : saya dan pacar saya itu memiliki banyak kesamaan, sekian lama kami berhubungan semakin membosankan, karena kami memiliki banyak kesamaan, tak ada warna dalam hubungan kami, karna kami tidak memiliki perbedaan, hambar. Apakah anda paham apa maksud saya?
Seniman         : yaa.. hubungan kalian hambar karna kalian memiliki kesamaan.



Pemuda          : bukan itu, coba kita hubungkan lagi dengan masalah yang kita bicarakan tadi, tentang bangsa Indonesia, maaf saya bercanda soal keditaktahuan saya tentang keindahan dan kehebatan bangsa ini, semua orang tau tentang itu, Indonesia ini luas, banyak suku bangsa, bahasa, adat, agama, bahkan makanan khas masing-masing daerahnya, beraneka ragam banyak perbedaan, begitulah kalau kita dalam menjalin hubungan apabila kita tidak memiliki perbedaan maka rasanya akan terasa hambar, coba kita lihat indonesia yang didalamnya terdapat banyak keberagaman, apa jadinya kalau Indonesia ini hanya memiliki satu bahasa, satu budaya, satu suku, satu bangsa dan hanya satu masakan khas, tentu kita merasa bosan bukan? Bhineka Tunggal Ika berbeda-beda namun tetap satu jua seharusnya itu dipahami, bukan hanya jadi semboyan semata, tapi dilakukan dan diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jangan sampai perbedaan menjadi perpecahan karena hanya mementingkan kepentingan golongannya, sukunya, bahkan agamanya, saling merasa benar, saling menyalahkan, mayoritas menindas minoritas.
Seniman         : yaa begitulah Indonesia, negeri ini tercipta dari sejarah yang buruk, kita lihat saja dibuku sejarah, waktu jaman kerajaan banyak raja-raja yang berebut kekuasaan dengan cara menjatuhkan bahkan saling bunuh, Patih Gajah Mada yang harus menaklukan raja-raja untuk memperluas kekuasaannya, Sultan Suryansyah yang melawan pamannya sendiri untuk mendirikan kerajaan baru dan masih banyak lagi, itulah yang mungkin ditiru oleh pemimpin-pemimpin sekarang ini, mereka saling menjatuhkan untuk dapat berkuasa.
Pemuda          : yaa itu memang benar. Sekarang saya mau Tanya kepada anda, apa yang anda lihat di tempat ini?
Seniman         : yang kulihat ? yaa disana ada dua orang yang sedang memainkan lagu berbahasa inggris.
Pemuda          : yaa bahasa, kenapa mereka menyanyikan lagu berbahasa inggris, bukankah ini di Indonesia? Apakah mereka malu menyanyikan lagu berbahasa Indonesia, apakah lagu Indonesia tidak ada yang bagus atau tidak keren? Ini bukan masalah kemajuan karena kita memakai bahasa asing, inggris bisa jadi Negara besar karena bahasa mereka manjadi bahasa internasional, bahasa mandarin bisa menjadi bahasa perdagangan, arab juga bisa maju tanpa harus memakai bahasa asing, india, Thailand, jepang bahkan Indonesia memiliki bahasanya masing-masing yang patut dibanggakan dan dijaga. Banggalah berbahsa Indonesia.
Pemuda          : selanjutnya apa lagi yang anda lihat ditempat ini?
Seniman         : penjaga kasir seorang wanita
Pemuda          : penjaga kasir wanita, ingat cita-cita ibu kita Kartini tentang kesetaraan gender atau emansipasi wanita?, artinya wanita itu sudah tadak mau lagi tertinggal, mereka tidak mau kalau hanya bekerja didapur mengurus suami dan mengurus anak, tidak ada lagi perbedaan antara wanita dan pria dalam hal Hak asasi Manusia.
Pemuda          : apalagi selain wanita penjaga kasir ?
Seniman         : ada empat pemuda, dua laki-laki dan dua wanita, saya tidak tau apakah mereka beda suku, agama, kaya atau miskin, yang pasti mereka beda jenis kelamin hahaa..
Pemuda          : yaa,, kita tidak tau mereka siapa dan apa, yang pasti mereka sedang bersama dan mereka terlihat bahagia hahaa...
Seniman         : oh ya ada satu lagi..
Pemuda          : satu lagi? Yang mana ?
Seniman         : kita. Kamu minum bir, saya minum kopi.
Pemuda          : betul juga yaa,, kalau kita sama-sama minum bir mungkin kita akan mabuk bersama dan pembicaraan kita pasti ngelantur, sedangkan kalau kita minum kopi mungkin kita akan membicaran politik saja hahaa, ada ada saja anda ini.
(terdiam sejenak)
Pemuda          : kalau kita bicara masalah Indonesia, apakah anda sadar kalau Indonesia ini Negara yang paling toleransi antar umat beragama, mesjid dimana-mana, gereja dimana-mana, pura dimana-mana, orang bebas mau beribadah tidak ada yang melarang. Begitupun dengan hari libur di kalender, Indonesia sangat banyak liburnya Cuma untuk memperingati hari-hari besar tiap-tiap agama. Kadang saya bingung kenapa negeri yang damai ini sekarang saling menyalahkan, siapa dalang dibalik itu semua.
Seniman         : sudah tentu para pemimpin-pemimpin itu, mereka hanya mementingkan golongannya saja, tanpa peduli kepentingan bersama, saya muak dengan mereka semua.
Pemuda          : yaa saran saya kepada rakyat bangsa Indonesia adalah semoga anak bangsa tidak membuka aib bangsanya sendiri, kasihan bangsa ini, malu kalau dilihat bangsa lain bahwa bangsa ini hanya terkenal karena keburukannya saja.
Seniman         : hmmm... siapa kamu ini? Dari awal pembicaraan kita yang dibahas selalu dihubungkan dengan kebangsaan Indonesia
Pemuda          : dulu saya pernah mengikuti tes masuk TNI, jadi dalam tes itu ada namanya tes kebangsaan, sebenarnya saya kurang tau tentang bangsa ini, karna saya ingin masuk tes itu saya mencari tau tentang Indonesia, namun takdir berkehendak lain kalau saya gagal masuk tes TNI karena mereka menganggap saya masih ada kekurangan yang tak bisa saya jelaskan.


Seniman         : itulah sebab kamu mabuk karena stress menerima keadaan itu? Saya baru pertama kali melihat kamu di cafe ini, seharusnya orang seperti kamu tidak cocok berada di tempat ini, orang seperti kamu itu cocoknya di bar dengan music yang menghentak-hentak hahaa...
Pemuda          : sejak kapan ada aturan kalau orang yang sedang dalam masalah tidak boleh berada ditempat seperti ini? Jaanganlah membeda-bedakan orang seperti itu, selama kita manusia tak ada bedanya kita.
Seniman         : mana kekasihmu? Katanya dia mau menjemputmu
Pemuda          : entahlah, mungkin sebentar lagi, sebenarnya saya sudah tak tahan dengannya, dia itu aneh hahaa
seniman          : ooo,, ternyata kamu ada masalah lain yang membuatmu stress.
Pemuda          : yaa begitulah, namanya juga hidup tidak luput dari masalah
(tidak lama datanglah kekasih si pemuda yang ternyata seorang pria)
Kekasih           : haii Tomi,, tu kan kamu mabuk lagi, ayo kita pulang, biar aku bayar dlu minuman kamu
(kekasih membayar ke kasir)
Seniman         : jadi,,, itu kekasih kamu? Kamu....
Pemuda          : iya, kami memiliki kesamaan bukan, tapi kami membuat sendiri perbedaannya, yakni ini (menunjukan jempolnya) saya punya cincin di jempol sebagai tanda bahwa saya ini adalah sebagai pria, dan dia memiliki cincin di kelingkin yang artinya dia adalah sebagai si wanita. Hanya itu yang membedakan kami hahaa
Seniman         : astagaa,, untung saja saya tidak sempat berkenalan denganmu atau bahkan meminta no hp mu, hiii...
Pemuda          : tenang saja, saya tak tertarik dengan pria tua seperti anda hahaa
Kekasih           : ayo sayang kita pergi..
Pemuda          : dadahh seniman tua, pembicaraan kita tidak sia-sia bukan hahaa (sambil meyanyikan penggalan lagu Indonesia Pusaka)
(pemuda dan kekasihnya meninggalkan cafe, si seniman masih bingun dan masih duduk di kursinya)
SELESAI
Faisal Refki (12/12/2016)