Minggu, 11 Juni 2017

Intingan Dayuhan

INTINGAN DAYUHAN
(Faisal Refki / 3-6-2017)

Kisah ini di adaptasi dari lagu karya Alm. Anang Ardiansyah dengan judul yang sama.
Intingan dan Dayuhan adalah kakak beradik, cerita berawal ketika mereka berdua disuruh ibunya untuk menjaga sawah dan bertemu seorang Raksasa yang bernama Ni Yaksa.

BLACKOUT
(suara Uma dari mic)
Uma    : Intingan, Dayuhan, ibu hari ini tidak bisa pergi ke sawah, jadi tolong kalian berdua untuk pergi ke sawah hari ini, Intingan, tolong jaga adikmu Dayuhan, biar bagaimanapun kamu adalah seorang kaka, dan kamu Dayuhan, jaga sikapmu dan jangan merepotkan kakakmu. Dan ingat, jangan sampai kalian pulang terlalu senja, karna akan sangat bahaya jika masih berada diluar rumah pada saat senja.
(lampu nyala, suasana sawah, ada sebuah pondokan, orang-orangan sawah, tempat menjemur pisang Rimpi, dan tanaman padi)
(Intingan dan Dayuhan masuk)
Dayuhan         : Intingan, aku lapar…
Intingan          : aduh Dayuhan,, kita baru saya sampai di sawah, masa kamu sudah lapar sih
Dayuhan         : mau bagaimana lagi, kalau aku kelaparan aku tidak mau membantumu menjaga sawah, ayolah  beri aku makan..
Intingan          : tidak ada makanan..
Dayuhan         : itu ada pisang yang bisa dimakan
Intingan          : tapi ini mau aku jemur untuk membuat Rimpi
Dayuhan         : ahh kau ini, berilah aku satu saja
Intingan          : baiklah, tapi ada syaratnya
Dayuhan         : apa itu syaratnya?
Intingan          : kamu harus mencari kayu bakar untuk membuat api
Dayuhan         : sendiri?
Intingan          : iya sendiri
Dayuhan         : tapi kan ini sawah dan kalau mencari kayu harus kehutan, nanti kalau aku kenapa-napa bagaimana?
Intingan          : tenang saja, disini aman.
Dayuhan         : tapi…
Intingan          : kalau tidak mau ya kamu tidak akan mendapatkan makan
Dayuhan         : baiklah kalau begitu, kalau aku kenapa-napa aku akan teriak dan kamu harus segera menghampiriku
Intingan          : iyaa,, percaya saja sama kakakmu ini
Dayuhan         : baiklah…
(Dayuhan pergi kehutan mencari kayu, sedangkan Intingan menyiapkan pisang yang ingin dijemur)
(Dayuhan masuk membawa kayu)
Dayuhan         : Intingan, aku sudah dapat kayunya
Intingan          : baguslah, letakkan disini, bagaimana, tidak ada apa-apa kan dihutan sana
Dayuhan         : yaa begitulah, oh ya, mana pisang untukku, kamu kan sudah janji
Intingan          : baiklah, tapi satu saja ya, sisanya mau aku olah jadi Rimpi
Dayuhan         : ahh kamu ini, dasar pelit
Intingan          : sudah,, makan saja dulu dan cepat habiskan, setelah itu bantu aku menjemur pisang ini dan menyalakan api untuk mengasapinya
(Intingan dan Dayuhan menyiapkan segalanya, ketika mereka sedang asik menyiapkan masuklah burung pipit memakan padi di sawah mereka)
Dayuhan         : Intingan, lihat itu ada pipit memakan padi kita. (Dayuhan berpantun)
                        U kaka u kiki banih kita dimakan pipit u kaka
                        Anai-anai bahindik-hindik u kaka
                        Ulat bulu nang mamutiki..
(Intingan memburu pipit dengan cara menggoyangkan orang-orangan sawah. Dayuhan terus berpantun, perlahan burung pipit menjauh)
Intingan          : ahh sukur lah pipitnya tidak terlalu banyak memakan padi kita, Dayuhan, bantu aku membersihkan tanaman yang menggangu padi kita.
Dayuhan         :aduh Intingan, aku lelah sekali setelah mencari kayu dihutan, nanti saja lah kita membersihkannya
Intingan          : kalau kita terus menunda-nunda pekerjaan nanti tidak akan selesan-selesai, biar kita bisa istirahat lebih cepat Dayuhan,, ayoo
Dayuhan         : ahh kamu ini…
(Intingan dan Dayuhan membersihkan sawah)
Dayuhan         : aduh Intingan, aku lelah sekali,,
Intingan          : iya Dayuhan, akhirnya selesai juga kita membersihkan sawahnya, ayo kita istirahat dulu.
Dayuhan         : kalau tahu seperti ini jadinya aku tidak mau lagi pergi kesawah
Intingan          : ya begitulah, kita harus bekerja keras untuk mendapatkan hasilnya Dayuhan, masa kita kalah sama ibu kita yang sudah tua, ibu hanya sendiri mengurus sawah ini untuk makan kita, apakah dia pernah mengeluh? Kalau ibu tidak bekerja keras mengurus sawah mau makan apa kita nanti. Kasihan ibu. (menoleh ke Dayuhan) Dayuhan, heyy,, dasar kamu ini sebentar saja berbaring dia langsung tidur, kalau begitu aku juga mau istirahat sebentar.
(Intingan dan Dayuhan tertidur di pondokan, ketika mereka tertidur masuklah kera merusak sawah)
Dayuhan         : (terbangun dari tidur) Intingan, temani aku buang air kecil,, (terkejut melihat kera) Intingan, bangun Intingan,,, itu ada kera yang merusak sawah kita, bangun Intingan…
Intingan          : (bangun) gawat, Dayuhan cepat goyangkan orang-orangan sawah itu untuk mengusir kera itu, nanti dia bisa merusak sawah kita.
Dayuhan         : tidak bisa Intingan, orang-orangan sawahnya juga sudah dirusak kera itu, bagaimana ini Intingan,, oh ya, kamu kan tadi ada membawa ketapel dari rumah, cepat usir kera itu pakai ketapelmu itu Intingan
(Intingan menggunakan ketapelnya untuk mengusir kera itu dan berhasil)
(kera keluar)
Intingan          : Dayuhan, sepertinya kita tidak bisa cepat pulang, kita harus memperbaiki sawah kita, kalau ibu tau pasti dia akan sangat marah sama kita, ayo cepat kita perbaiki.
(Intingan dan Dayuhan memperbaiki sawah yang telah dirusak oleh kera dan hari pun sudah menjelang sore senja)
Dayuhan         : Intingan, bagaimana ini, hari sudah mulai gelap, kamu ingat apa pesan ibu kan kalau kita jangan pulang sampai hari gelap, bahaya, aku takut Intingan.
Intingan          : tenang saja Dayuhan, ada aku, aku akan melindungimu kalau ada apa-apa
Dayuhan         : aku takut Intingan
Intingan          : sudahlah jangan berpikiran yang macam-macam Dayuhan
(seketika terdengar suara raungan raksasa)
Dayuhan         : Intingan,, suara apa itu?
Intingan          : ahh itu Cuma suara air terjun..
(Ni Yaksa masuk)
Ni Yaksa          : sedang apa kalian disini
(Intingan dan Dayuhan ketakutan)
Intingan          : siapa kamu ini?
Ni Yaksa          : aku adalah penunggu dihutan ini, orang-orang biasa memanggilku Nini Yaksa
Dayuhan         : Intingan, makhluk apa itu? Tubunya besar sekali seperti pohon beringin, mulutnya juga lebar seperti kawah balanga, lalu rambutnya penuh kutu, lipan dan laba-laba
Intingan          : jadi kamulah raksasa pemakan manusia yang banyak orang bicarakan itu?
Ni Yaksa          : yaa,, aku lah raksasa itu, kebetulan sekali ada kalian berdua, aku akan memakan salah satu dari kalian atau keduanya
Dayuhan         : Intingan, bagaimana ini? Aku takut Intingan..
Intingan          : tenang saja Dayuhan, kamu cukup ikuti apa yang aku lakukan
Dayuhan         : baiklah Intingan
Intingan          : (berpantun)
U kaka u kiki banih kita dimakan pipit u kaka
Anai anai bahindik hindik u ading
Ulat bulu nang mamutiki
                        Ni Yaksa Ni Yaksa nang bungas langkar lagi pambarian
                        Kami pang rila dimakan hampian mun dibari habu halaban
Intingan          : kami mau saja dimakan olehmu, tapi sebelum itu izinkan kami membersihkan rambutmu dari kutu-kutu itu, setelah rambutmu bersih silahkan makan kami berdua
Ni Yaksa          : baiklah kalau begitu
(Intingan dan Dayuhan membersihkan ramubut Ni Yaksa, dan ternyata Ni Yaksa menikmati itu lalu tertidur)
Intingan          : (berbisik) Dayuhan, cepat kamu ambil abu dari hasil kayu bakar tadi lalu kita siramkan ke matanya biar dia tidak bisa melihat kita
Dayuhan         : baiklah Intingan (Dayuhan mengambil abu)
(Intingan dan Dayuhan membangunkan Ni Yaksa lalu segera menyiramkan abu kematanya. Ni Yaksa kesakitan dan sangat marah mengejar Intingan dan Dayuhan)
Ni Yaksa          : arrghh,, awas kalian, akan kumakan kalian arrghh..
(Intingan dan Dayuhan bersembunyi dipinggir jurang sawah. Ni Yaksa yang tidak bisa melihat berusaha mengejar dan akhirnya terjatuh ke jurang dan mati)
Intingan          : Dayuhan, raksasa itu sepertinya sudah mati, sebaiknya kita cepat pulang menemui ibu.
(Intingan dan Dayuhan pergi)
BLACKOUT
SELESAI