Rabu, 29 November 2017

Balada Kerbau Tua



KASADIPA
BALADA KERBAU TUA
(Faisal Refki & Nabhan Rusadi : 15/09/17)

SINOPSIS
KAMI PERCAYAKERBAU RAWA BUKANLAH HEWAN YANG SEMBARANG HIDUP BEGITU SAJA DIRAWA, KAMI YAKIN ADA TUJUAN DARI TUHAN DAN PARA LELUHUR KAMI, KERBAU RAWA ADALAH WARISAN LELUHUR PENANDA AGAR KEBERLANGSUNGANYA HARUS TERUS DIJAGA

TOKOH
KARANI        : PRIA 57 TAHUN
KADES          : PRIA 45 TAHUN
TAMU 1         : PRIA 28 TAHUN
TAMU 2         : WANITA 28 TAHUN
SAID              : PRIA 24 TAHUN – PEMABUK
WARGA         : PRIA 30 TAHUN


SETTING TEMPAT DAN WAKTU
RUMAH PENDUDUK BARARAWA ADA TITIAN PANJANG – SORE HARI – SAAT INI


SORE HARI DI DESA BARARAWA YANG BERADA DIATAS DANAU, TERDENGAR SAYUP-SAYUP SUARA KERBAU RAWA, BURUNG WALET DAN MESIN KELOTOK. TERLIHAT SALAH SATU WARGA MENDATANGI RUMAH PA KARANI UNTUK MENGANTAR SESUATU
(Pa Karani menjemur ikan asin dan sesekali melihat jauh kea rah perkampungan sambil berharap kemudian masuk kedalam rumah)
(Kades dan Tamu Masuk)
Tamu 2           : Ini tempatnya Man?
Tamu 1           : Iya.,
Tamu 2           : Ouuu...jadi ini yang namanya Danau Panggang!?
Kades             : Lebih tepatnya...sekarang kita berada di Desa Bararawa, Kec.Paminggir,                          Kab.HSU.
Tamu 2           : Hmm tapi aku heran.., sepertinya disini tidak sama dengan apa yang kau ceritakan diperjalanan tadi(ke Ratrna)
Tamu 1           : Maksud nya?
Tamu 2           : Maksudnya yaa..kau tadi kamu mengatakan akan ada ratusan bahkan mungkin ribuan kerbau yang akan kita temui.
Tamu 1           : Iya...terus?
Tamu 2           : Sejauh yang kulihat hanya beberapa ekor saja yang telihat disini.., mungkin tidak sampai 100 ekor
Tamu 1           : Kalau mau melihat banyak kerbau jangan disini, di rawa sana!!Betul tidak Pa Kades?
Kades             : Iya...Memang didaerah sini kebanyakan kalang hadangan (kandang kerbau)nya berada sedikit agak jauh dari perumahan warga. Dan kalau mau kesana harus pakai perahu, tidak bisa jalan kaki.
Tamu 2           : Ooh...Lalu untuk apa kita disini kalau kerbau-kerbaunya ada disana?
Tamu 1           : Sabar dulu...,nanti...tunggu setelah kita selesai wawancara dengan tokoh disini..oke!!
Tamu 2           : Tapi..aku masih bingung, kenapa kamu lebih memilih meneliti kerbau yang ada disini. Kenapa tidak kerbau-kerbau yang didaerah lain saja.., Jawa Tengah mungkin, Jawa Timur, atau Minangkabao!? Kan daerah itu juga dikenal sebagai daerah peternak kerbau.
Tamu 1           : Tapi...tidak ada salahnya juga kan kalau aku memilih kerbau ditempat ini.
Tamu 2           : Iya tidak salah...cuma.,kenapa harus daerah yang tempatnya penuh rawa seperti ini?
Tamu 1           : Haha...itu lah yang membawa kita ketempat ini Zul. Perlu kamu tau kerbau-kerbau disini biasa juga dipanggil dengan kerbau rawa(Bubalus Bubalis Linn/Bubalus Bubalis Carabanesis), kerbau yang sebagian besar populasinya berada dirawa. Dan hampir setiap saat berada di air untuk mencari makan, Naah itu yang membuat ku tertarik meliput kerbau disini..paham?
Tamu 2           : Hee..tidak.Tapi..meskipun aku tidak terlalu paham, setidaknya nanti aku bisa melihat kumpulan kerbau yang banyak seperti yang kau ceritakan tadi. Oya pa kades, mana rumah peternak kerbau rawa yang pa kades janjikan tadi?
Kades             : ini (menunjuk rumah pa karani), yasudah, tunggu saya panggil dulu pa karani nya
(kades mengetuk pintu pa karani)
Kades             : assalamuallaikum, pa karani
Karani            : waallaikumsalam, pa kades, ada apa pa?
Kades             : ini ada tamu dari Jakarta katanya mau wawancara sama tokoh masyarakat tentang kerbau rawa disini, bisasaja kan? Lumayan bias masuk tv heee
Karani            : sekarang sudah jam berapa? Kalau sebentar saja bisasaja, soalnya sore nanti saya mau memasukkan kerbau ke kandang
Kades             : sebentar saja pa, iyakan mas? (bertanya kepada tamu)
Tamu 1           : iya pa sebentar saja, Cuma wawancara dan merekam video sebagai dokumentasi
Karani            : oh bisasaja kalau begitu, tapi kalau sudah sore saya mohon izin meninggalkan menaikkan kerbau ke kandangnya.
Tamu 1           : iya pa, yaudah kalau begitu kita langsung saja ya pa, sebelumnya perkenalkan dulu kami berdua ini dari Jakarta datang kesini bertujuan untuk membuat video wawancara dengan peternak kerbau rawa di desa ini, nama saya Norman dan teman saya ini Ratna.
Karani            : oh iya iya, apa yang mau ditanyakan?
Tamu 2           : begini pa, kami Cuma ingin menanyakan tentang seputaran kerbau rawa, mulai dari asal usul , harapan kepada pemerintah sampai isu-isu yang ada kaitannya dengan kerbau rawa disini pa
Karani            : bisa, bisa..tapi ini tidak apa-apa diluar?lebih baik kita didalam rumah saja, kasian disini panas.
Tamu 1           : tidak apa-apa pa, disini saja, lagipula pemandangannya disini bagus untuk membuat video
Kades             : eee jadi seperti ini, bapa karani ini salah satu tokoh masyarakat di desa ini, atau kami biasanya menyebutnya tutuha kampung heee
Tamu 2           : tutuha kampong? Jadi itu sama dengan tokoh masyarakat pa ya
Kades             : iya, jadi sebelum kalian, dulu juga pernah ada orang yang datang untuk bertanya seputar kerbau rawa disini, jadi beliau ini memang sering dijadikan sebagai narasumber begitu.
Tamu 1           : wah bagus dong kalau begitu pa, kalau pa karani sudah sering jadi narasumber berarti tidak perlu lagi diragukan lagi, yakan pa karani?
Karani            : hahaa, ya begitulah, padahal banyak lagi peternak yang lain yang lebih tahu tentang kerbau rawa ini, tapi mungkin karena usia saya saja yang sudah tua jadi saya lebih dianggap berpengalaman
Tamu 2           ; ahh bapa ini bias saja merendah.
Tamu 1           : yasudah kalau begitu kita mulai saja ya pa wawancaranya, (kepada kades) pa kades, kita mulai saja ya pa ya.
Kades             : (isyarat mengiyakan)
Tamu 2           : jadi ceritanya nanti pa karani berdiri disini, saya akan memberikan bebrapa pertanyaan tentang kerbau rawa, dan norman akan merekam videonya, santai saja pa ya. Siap?
Karani            : siap..
Tamu 1           : nanti kalau saya hitung 3 2 1 action itu artinya kita sudah siap merekam, paham pa karani?
Karani            : paham..
Tamu 1           : oke, siap.. 3 2 1 action..
Tamu 2           : sejak kapan bapa berternak kerbau?
Karani            : kalau kami sudah dari sebelum tahun 45 itu sudah beternak kerbau rawa, secara turun temurun, kalau saya sendiri sudah generari yang keempat, jadi memang dari nenek moyang sudah beternak kerbau
Tamu 2           : waktu kami kesini kami lihat tidak ada kandang kerbau didekat pemukiman warga, kenapa kandangnya diletakkan jauh dari pemukiman?
Karani            : alasannya karena untuk menghindari bau busuk dari kotoran kerbau itu sendiri, kalau dekat dengan pemukiman sebenarnya bisa dengan mudah menuju kandangnya tapi itu tadi takutnya warga tidak tahan dengan aroma busuk dari kotoran kerbau itu.
Tamu 2           : kalau bapa karani sendiri memiliki berapa ekor kerbau dalam satu kandang?
Karani            : kalau kami satu kandang itu bisamencapai 200 an kerbaunya
Tamu 2           : apa tidak takut tertukar dengan kerbau milik orang lain?
Karani            : biasanya kami para peternak ini memiliki ciri disetiap kerbaunya, contohnya kami memiliki ciri ditelinga kirinya ada robekan sebagai penanda, misalnya kami kasih nama pucuk, lirih, kait.
Tamu 2           : kalau dijual berapa harga satu ekor kerbau ini? Dan kapan saja kerbau ini laris dibeli?
Karani            : kalau laris itu pada saat musim hari raya haji danmaulid itu biasanya banyak yang beli sebagai kurban, kalau harganya pada saat laris itu bisa mencapai 20 jutaan satu ekornya untuk yang dewasa, tapi kalau hari biasanya palingan selisish 1 sampai 2 juta lebih murah.
Tamu 2           : untuk hewan ternak kan biasanya rentan terkena penyakit, lalu bagaimana cara mengetahui kerbau itu sakit atau tidak?
Karani            : kalau untuk mengetahui kerbau itu sakit atau tidak, untuk kerbau yang sehat bisa kita ketahui dari mulutnya yang sering mengecap atau mengunyah, tapi kalau yang lagi tidak sehat itu dia diam saja, atau gelisah seperti putar-putar tak karuan.
Tamu 2           : okee,, cukup. Kita lihat dulu hasilnya pa
(melihat hasil rekaman)
Tamu 1           : oh iya pa, katanya dulu disini pernah ada seperti balapan kerbau ya pa?
Kades             : (mengisyaratkan sesuatu)
Karani            : ohh kalau masalah balapan kerbau rawa pa kades mungkin lebih tau
Kades             : yaa, dulu memang pernah ada tapi sekarang sudah tidak dilaksanakan lagi
Tamu 1           : nah bagaimana kalau pa kades kita wawancara juga mengenai balapan kerbau rawa itu, pa kades bersedia?
Kades             : tapi direkam video juga kan hehee
Tamu 2           : ya tentu sajalah direkam juga pa
Kades             : yasudah ayo kita mulai, (kepada karani) pa karani kita gentian ya hehe
Karani            : iya pa kades, silahkan.
Kades             : dimana tempatnya? Disini atau disitu? Sudah tak sabar saya ini hehee
Tamu 1           : eee,, disana aja pa kades biar latarnya beda dengan pak karani
Kades             : oke okee,, saya siap
Tamu  2          : baik pa kades, kodenya sama seperti pa karyani tadi pa ya, paham?
Kades             : ya jelas paham dong hehee
Tamu 2           : siap?
Kades             : siap..
Tamu 1           : oke, 3 2 1 action
Tamu 2           : kapan terakhir balapan kerbau rawa dilaksanakan?
Kades             : baik, perkenalkan saya disini sebagai kepala desa, eee mengenai kapan terakhir balapan kerbau rawa dilaksanakan itu kalau tidak salah pada tahun 2002, jadi sudah 15 tahun terakhir ini kami tidak melaksanakan kegiatan unik tersebut.
Tamu 2           : kira-kira apa penyebab tidak dilaksanakannya lagi kegiatan tersebut?
Kades             : penyebab tidak dilaksanaknnya lagi kegiatan tersebut adalah karena menurunnya minat wisatawan, sehingga berpengaruh kepada pendanaan.
Tamu 2           : okee,, mantap. Terimakasih pak kades
Kades             : udah itu saja? bagaimana hasilnya? Bagus?Bias lihat?
Tamu  1          : ini pa (memperlihatkan hasil video)
Kades             ; wahhh,, beda ya sama aslinya hahaa
Tamu 1 & 2    : (mengisyaratkan risih)
(jeda)
Tamu 1           : oh iya pa, tadi kita sudah membahasa tentang kerbau rawa dan balapan kerbau rawanya, selain hal itu apakah ada hal menarik lainnya dari desa ini?
Karani            : sawit ! (nada dendam)
Kades             : ya ya ya, sawit, kabarnya pemerintah sudah memberikan izin prinsip pembukaan lahan sawit di desa ini
Tamu 2           : lalu, warga menerimanya?
Kades             : tentu saja tidak, seluruh warga menolak keras hal itu, karena akan berakibat fatal bagi desa dan keberadaan kerbau rawa itu sendiri.
Tamu 1           : bagaimana kalau kita wawancara tentang hal itu saja, tapi kami maunya dari pa karani, karena beliau sebagai peternak kerbau rawa sendiri, bagaimana pa karani?
Karani            : kalau saya bersedia saja, tapi tunggu sebentar, ada yang ingin saya perlihatkan kepada kalian (masuk kedalam rumah)
Kades             : pemerintah sekarang kadang suka sekehendak hati, dengan dalih ingin mensejahterakan rakyat, apa mereka tidak berpikir jauh tentang dampak yang akan terjadi, tidak masuk akal, ada-ada saja mereka itu, mereka pikir kami disini tidak sejahtera apa, kami mampu menyekolahkan anak-anak kami sampai sarjana, kaya dan sejahtera itu beda, dasar pemerintah sekehendak hati, aneh. Seandainya kita bisa mendengar para kerbau bicara mungkin mereka sedang bermunajat kepada tuhannya untuk menggantikan manusia dengan binatang sebagai khalifah dibumi, manusia sudah menyalahi takdirnya sebagai khalifah dibumi
(karani keluar dari rumah membawa peta lahan sawit)
Karani            : ini, ini adalah peta rencana lahan sawit tersebut akan dibuka, kalau sampai proyek itu dilaksanakan, desa ini dan desa sekitarnya akan hilang
Tamu 1           : wahhh bahaya ini pa, yasudah kalau begitu kita bikin saja dulu rekaman wawancaranya siapa tau bermanfaat dan pesannya tersampaikan, pa karani siap?
Karani            :siap.!
Tamu 1           : 3 2 1 action
Tamu 2          : apa benar akan dibuka lahan sawit? Dan bagaimana tanggapan bapa tentang hal itu?
Karani            : kalau tentang itu benar adanya, dan tanggapan saya tentang hal itu adalah seharusnya pemerintah tidak seenaknya memberikan izin pembukaan lahan kepada perusahaan, harus dimusyawarahkan dulu bagaimana dampak dan akibatnya, kita pikirkan lagi bagaimana nasib generasi anak cucu penerus kami nanti, bisa-bisa keberadaan kerbau rawa akan hilang, bahkan tanah pun kami tidak punya lagi. Kami sebagai warga menolak akan hal itu
Tamu 2           : tapi itu semua kan untuk mensejahterakan rakyat?
Karani            : kami tidak menolak kalau memang untuk mensejahterakan, tapi pemerintah harusnya dimusyawarahkan dulu, apakah dari peternakan atau perikanan yang harus ditingkatkan, jangan dengan cara membuka lahan sawit, jelas saja kami menolak kalau seperti itu.
Tamu 2           : lalu apa upaya yang sudah dilakukan untuk penolakan tersebut?
Karani            : kami sudah mengumpulkan tanda tangan dari 4500 warga dan 600 lebih peternak sebagai bentuk penolakan, semoga dengan cara itu bisa membantu kami
Tamu 2           : jadi apa harapan untuk pemerintah?
Karani            : harapannya pemerintah bisa mencabut izin prinsip terkait pembukaan lahan sawit dihabitat asli kerbau rawa.
Tamu 1           : oke sip mantap
(Said masuk dengan keadaan mabuk)
Said                 : (mabuk) dasar orang kampung tidak tau diuntung, dasar orang-orang bodoh. (terkejut melihat banyak orang di depan rumahnya) o wow oww,, ada apa ini, sepertinya banyak tamu, (menghampiri Ratna) hmm,, halo, (menjabat tangan ratna dengan paksa) said, orang yang beruntung di tempat ini, jangan terkagum seperti itu melihat saya, saya hanya ingin lebih mengenal nona lebih jauh lagi, apakah seorang said bisa menjadi kekasihmu? Bingung harus jawab apa? Tak perlu dijawab sekarang, simpan saja dulu biar rindu ini terus ada, bhaa hahaaa,, lucu, lucu sekali kamu ini, saya tadi hanya bercanda, saya sadar, saya sadar kalau seorang said yang tidak ada baiknya ini tidak mungkin mendapatkan seseorang seperti kamu !. (kepada norman) apa kamu liat liat ! dasar banci, pakai kacamata, celana sempit sampai burungmu susah bernapas bhahaaa.. heyy, kamu punya rokok? Bisa aku minta satu broter..tidak ada? Ahhh dasar pelit, dasar banci, orang sepertimu tidak bisa diandalkan di masyarakat, cuih !! (kepada kades) ehh ada pa kades, assalamuallaikum bahahaaa, saya kira pa kades sudah mati, sudahlah pa kades, anda tak perlu lagi bekerja, gentian kah sama yang lebih muda seperti sya ini, anda cukup nikmati saja maut menjemputmu bhahaaa.
Karani            : said !apa-apaan kamu ini? Darimana saja kamu?
Said                 : eeemmm,, sepertinya itu seperti suara ayah saya. (menoleh kepada karani) ohh ayah, apa kabarmu, anakmu rindu lama tak berjumpa denganmu, mana ibu? Ibuu… mana ibu ayah?Mati? Bahahaaa,, syukurlah dia mati, jadi dia bisa bebas dari derita hidup bersama ayah yang tidak tau diuntung !
Karani            : said,, jaga mulutmu, malu dilihat orang, (menarik said kedalam rumah) darimana saja kamu ini? Ayah sudah lama menunggumu, apa yang kamu inginkan, bilang saja kepada ayah, ayah pasti akan berikan, asalkan kamu tidak lagi seperti ini.
Said                 : tidak mungkin,, tidak mungkin ayah bisa memberikan apa yang kumau
Karani            : sebut saja apa yang kamu inginkan, ayah pasti akan mengusahakannya
Said                 : jual semua kerbaumu itu! Kemudian ajak seluruh warga untuk menyetujui izin sawit itu!
Karani            : maaf said, kalau itu ayah tidak bisa
Said                 : kenapa tidak bisa? Ayah lebih sayang kepada kerbau-kerbau berisik itu daripada anakmu ini hah? Dan juga kalau dari dulu ayah menyetujui izin itu kita pasti sudah sejahtera sekarang dan anakmu yang malang ini tidak mungkin seperti ini, ayah paham!?
Karani            : bukan seperti itu said, kamu dan kerbau-kerbau itu sama pentignya bagi ayah, kamu adalah anak laki-laki satu-satunya yang sangat ayah harapkan bisa meneruskan titipan nenek moyangnu, dan kerbau-kerbau itu ayah pertahankan setengah mati keberadaannya karena dari kerbau itu kita hidup, dari kerbau juga ayah dipertemukan dengan ibumu, ayah tidak mau lagi kehilangan seperti ayah kehilangan ibumu.
Said                 : ahhhhh !selalu saja jawabannya sama, (keluar) dasar orang tua payah, orang tua egois ! (sambil berjalan menuju keluar panggung)
Karani            : said, (mengejar said keluar) mau kemana lagi kamu ini, said !
(karani keluar panggung)
Tamu 1           : jadi itu anak pa karani?
Kades             : iya, said, anak laki-laki satu-satunya pa karani, besar harapan pa karani kepada anaknya untuk meneruskan peternakan kerbau rawa miliknya, namun harapan itu seakan-akan lenyap setelah said mulai terpengaruh dan kecanduan obat-obatan yang banyak merusak generasi muda di desa ini, malang nasib pa karani si kerbau tua tangguh desa ini, istrinya sudah lama meninggal dan anak-anaknya yang lain sudah berkeluarga dan menetap di kota, jiwa seorang kerbau rawa ada pada diri pa karani, sikap tangguh dan pekerja kerasnya merupakan perwujudan dari seekor kerbau, beliau sangat berjasa bagi kelangsungan habitat asli kerbau rawa, mungkin kita melihat pa karani seperti tunduk kepada pemerintah, tapi tunduknya pa karani adalah tunduk seekor kerbau yang artinya siap menyerang, semoga orang seperti pa karani tetap ada untuk mempertahankan kerbau rawa. kami percaya kerbau rawa bukanlah hewan yang sembarang hidup begitu saja dirawa, kami yakin ada tujuan dari para leluhur dan tuhan mereka, kerbau rawa adalah warisan leluhur penanda agar keberlangsunganya harus terus dijaga.malang sekali nasib kerbau tua itu.
(karani masuk)
Tamu 1           : pa karani, sepertinya sudah sore, sudah saatnya pa karani pergi ke kandang, mungkin lain kal saja kami ikut ke kandang untuk melihat secara langsung kerbau rawa itu,  terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk wawancara berharga ini.
Karani            : oh iya, terimaksih juga sudah mau datang kesini, maaf atas kejadian yang kurang mengenakan tadi, dan maaf juga saya tidak bisa memberikan apa-apa hee.
Tamu 1           ; iya pa sama-sama, kalau begitu kami pamit dulu pa
Kades             : saya juga pamit pa karani sekalian mengantar mereka berdua, assalamuallaikum
Karani            ; waallaikumsalam..
(kades dan tamu keluar)
(karani berjalan keujung titian, lampu perlahan meredup, blackout)
SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar