KASADIPA
BALADA KERBAU TUA
(Faisal
Refki & Nabhan Rusadi : 15/09/17)
SINOPSIS
KAMI
PERCAYAKERBAU RAWA BUKANLAH HEWAN YANG SEMBARANG HIDUP BEGITU SAJA DIRAWA, KAMI
YAKIN ADA TUJUAN DARI TUHAN DAN PARA LELUHUR KAMI, KERBAU RAWA ADALAH WARISAN
LELUHUR PENANDA AGAR KEBERLANGSUNGANYA HARUS TERUS DIJAGA
TOKOH
KARANI : PRIA 57 TAHUN
KADES : PRIA 45 TAHUN
TAMU
1 : PRIA 28 TAHUN
TAMU
2 : WANITA 28 TAHUN
SAID :
PRIA 24 TAHUN – PEMABUK
WARGA : PRIA 30 TAHUN
SETTING TEMPAT DAN WAKTU
RUMAH
PENDUDUK BARARAWA ADA TITIAN PANJANG – SORE HARI – SAAT INI
SORE
HARI DI DESA BARARAWA YANG BERADA DIATAS DANAU, TERDENGAR SAYUP-SAYUP SUARA
KERBAU RAWA, BURUNG WALET DAN MESIN KELOTOK. TERLIHAT SALAH SATU WARGA
MENDATANGI RUMAH PA KARANI UNTUK MENGANTAR SESUATU
(Pa Karani menjemur ikan asin dan
sesekali melihat jauh kea rah perkampungan sambil berharap kemudian masuk
kedalam rumah)
(Kades dan Tamu Masuk)
Tamu 2 : Ini tempatnya Man?
Tamu 1 : Iya.,
Tamu 2 : Ouuu...jadi ini yang namanya Danau
Panggang!?
Kades :
Lebih tepatnya...sekarang kita berada di Desa Bararawa, Kec.Paminggir, Kab.HSU.
Tamu
2 : Hmm tapi aku heran.., sepertinya
disini tidak sama dengan apa yang kau ceritakan diperjalanan tadi(ke Ratrna)
Tamu 1 : Maksud nya?
Tamu
2 : Maksudnya yaa..kau tadi kamu
mengatakan akan ada ratusan bahkan mungkin ribuan kerbau yang akan kita temui.
Tamu 1 : Iya...terus?
Tamu
2 : Sejauh yang kulihat hanya beberapa
ekor saja yang telihat disini.., mungkin tidak sampai 100 ekor
Tamu
1 : Kalau mau melihat banyak kerbau
jangan disini, di rawa sana!!Betul tidak Pa Kades?
Kades : Iya...Memang didaerah sini
kebanyakan kalang hadangan (kandang kerbau)nya berada sedikit agak jauh dari
perumahan warga. Dan kalau mau kesana harus pakai perahu, tidak bisa jalan
kaki.
Tamu
2 : Ooh...Lalu untuk apa kita disini
kalau kerbau-kerbaunya ada disana?
Tamu
1 : Sabar dulu...,nanti...tunggu
setelah kita selesai wawancara dengan tokoh disini..oke!!
Tamu
2 : Tapi..aku masih bingung, kenapa kamu
lebih memilih meneliti kerbau yang ada disini. Kenapa tidak kerbau-kerbau yang
didaerah lain saja.., Jawa Tengah mungkin, Jawa Timur, atau Minangkabao!? Kan
daerah itu juga dikenal sebagai daerah peternak kerbau.
Tamu
1 : Tapi...tidak ada salahnya juga kan
kalau aku memilih kerbau ditempat ini.
Tamu
2 : Iya tidak salah...cuma.,kenapa
harus daerah yang tempatnya penuh rawa seperti ini?
Tamu
1 : Haha...itu lah yang membawa kita
ketempat ini Zul. Perlu kamu tau kerbau-kerbau disini biasa juga dipanggil dengan
kerbau rawa(Bubalus Bubalis Linn/Bubalus Bubalis Carabanesis), kerbau yang
sebagian besar populasinya berada dirawa. Dan hampir setiap saat berada di air
untuk mencari makan, Naah itu yang membuat ku tertarik meliput kerbau
disini..paham?
Tamu
2 : Hee..tidak.Tapi..meskipun aku tidak
terlalu paham, setidaknya nanti aku bisa melihat kumpulan kerbau yang banyak
seperti yang kau ceritakan tadi. Oya pa kades, mana rumah peternak kerbau rawa
yang pa kades janjikan tadi?
Kades : ini (menunjuk rumah pa karani),
yasudah, tunggu saya panggil dulu pa karani nya
(kades
mengetuk pintu pa karani)
Kades :
assalamuallaikum, pa karani
Karani : waallaikumsalam, pa kades, ada apa
pa?
Kades :
ini ada tamu dari Jakarta katanya mau wawancara sama tokoh masyarakat tentang kerbau
rawa disini, bisasaja kan? Lumayan bias masuk tv heee
Karani : sekarang sudah jam berapa? Kalau
sebentar saja bisasaja, soalnya sore nanti saya mau memasukkan kerbau ke kandang
Kades :
sebentar saja pa, iyakan mas? (bertanya kepada tamu)
Tamu 1 : iya pa sebentar saja, Cuma
wawancara dan merekam video sebagai dokumentasi
Karani : oh bisasaja kalau begitu, tapi
kalau sudah sore saya mohon izin meninggalkan menaikkan kerbau ke kandangnya.
Tamu 1 : iya pa, yaudah kalau begitu kita
langsung saja ya pa, sebelumnya perkenalkan dulu kami berdua ini dari Jakarta datang
kesini bertujuan untuk membuat video wawancara dengan peternak kerbau rawa di
desa ini, nama saya Norman dan teman saya ini Ratna.
Karani : oh iya iya, apa yang mau
ditanyakan?
Tamu 2 : begini pa, kami Cuma ingin
menanyakan tentang seputaran kerbau rawa, mulai dari asal usul , harapan kepada
pemerintah sampai isu-isu yang ada kaitannya dengan kerbau rawa disini pa
Karani : bisa, bisa..tapi ini tidak apa-apa
diluar?lebih baik kita didalam rumah saja, kasian disini panas.
Tamu 1 : tidak apa-apa pa, disini saja,
lagipula pemandangannya disini bagus untuk membuat video
Kades :
eee jadi seperti ini, bapa karani ini salah satu tokoh masyarakat di desa ini,
atau kami biasanya menyebutnya tutuha kampung heee
Tamu 2 : tutuha kampong? Jadi itu sama
dengan tokoh masyarakat pa ya
Kades :
iya, jadi sebelum kalian, dulu juga pernah ada orang yang datang untuk bertanya
seputar kerbau rawa disini, jadi beliau ini memang sering dijadikan sebagai
narasumber begitu.
Tamu 1 : wah bagus dong kalau begitu pa,
kalau pa karani sudah sering jadi narasumber berarti tidak perlu lagi diragukan
lagi, yakan pa karani?
Karani : hahaa, ya begitulah, padahal
banyak lagi peternak yang lain yang lebih tahu tentang kerbau rawa ini, tapi
mungkin karena usia saya saja yang sudah tua jadi saya lebih dianggap
berpengalaman
Tamu 2 ; ahh bapa ini bias saja merendah.
Tamu 1 : yasudah kalau begitu kita mulai
saja ya pa wawancaranya, (kepada kades) pa kades, kita mulai saja ya pa ya.
Kades :
(isyarat mengiyakan)
Tamu 2 : jadi ceritanya nanti pa karani
berdiri disini, saya akan memberikan bebrapa pertanyaan tentang kerbau rawa,
dan norman akan merekam videonya, santai saja pa ya. Siap?
Karani : siap..
Tamu 1 : nanti kalau saya hitung 3 2 1
action itu artinya kita sudah siap merekam, paham pa karani?
Karani : paham..
Tamu 1 : oke, siap.. 3 2 1 action..
Tamu 2 : sejak kapan bapa berternak kerbau?
Karani : kalau kami sudah dari sebelum
tahun 45 itu sudah beternak kerbau rawa, secara turun temurun, kalau saya
sendiri sudah generari yang keempat, jadi memang dari nenek moyang sudah beternak
kerbau
Tamu 2 : waktu kami kesini kami lihat tidak
ada kandang kerbau didekat pemukiman warga, kenapa kandangnya diletakkan jauh
dari pemukiman?
Karani : alasannya karena untuk menghindari
bau busuk dari kotoran kerbau itu sendiri, kalau dekat dengan pemukiman
sebenarnya bisa dengan mudah menuju kandangnya tapi itu tadi takutnya warga
tidak tahan dengan aroma busuk dari kotoran kerbau itu.
Tamu 2 : kalau bapa karani sendiri memiliki
berapa ekor kerbau dalam satu kandang?
Karani : kalau kami satu kandang itu bisamencapai
200 an kerbaunya
Tamu 2 : apa tidak takut tertukar dengan
kerbau milik orang lain?
Karani : biasanya kami para peternak ini
memiliki ciri disetiap kerbaunya, contohnya kami memiliki ciri ditelinga
kirinya ada robekan sebagai penanda, misalnya kami kasih nama pucuk, lirih,
kait.
Tamu 2 : kalau dijual berapa harga satu ekor
kerbau ini? Dan kapan saja kerbau ini laris dibeli?
Karani : kalau laris itu pada saat musim
hari raya haji danmaulid itu biasanya banyak yang beli sebagai kurban, kalau
harganya pada saat laris itu bisa mencapai 20 jutaan satu ekornya untuk yang
dewasa, tapi kalau hari biasanya palingan selisish 1 sampai 2 juta lebih murah.
Tamu 2 : untuk hewan ternak kan biasanya
rentan terkena penyakit, lalu bagaimana cara mengetahui kerbau itu sakit atau
tidak?
Karani : kalau untuk mengetahui kerbau itu
sakit atau tidak, untuk kerbau yang sehat bisa kita ketahui dari mulutnya yang
sering mengecap atau mengunyah, tapi kalau yang lagi tidak sehat itu dia diam
saja, atau gelisah seperti putar-putar tak karuan.
Tamu 2 : okee,, cukup. Kita lihat dulu
hasilnya pa
(melihat hasil rekaman)
Tamu 1 : oh iya pa, katanya dulu disini
pernah ada seperti balapan kerbau ya pa?
Kades : (mengisyaratkan sesuatu)
Karani : ohh kalau masalah balapan kerbau
rawa pa kades mungkin lebih tau
Kades : yaa, dulu memang pernah ada tapi
sekarang sudah tidak dilaksanakan lagi
Tamu 1 : nah bagaimana kalau pa kades kita
wawancara juga mengenai balapan kerbau rawa itu, pa kades bersedia?
Kades : tapi direkam video juga kan hehee
Tamu 2 : ya tentu sajalah direkam juga pa
Kades : yasudah ayo kita mulai, (kepada
karani) pa karani kita gentian ya hehe
Karani : iya pa kades, silahkan.
Kades : dimana tempatnya? Disini atau
disitu? Sudah tak sabar saya ini hehee
Tamu 1 : eee,, disana aja pa kades biar
latarnya beda dengan pak karani
Kades : oke okee,, saya siap
Tamu 2 :
baik pa kades, kodenya sama seperti pa karyani tadi pa ya, paham?
Kades : ya jelas paham dong hehee
Tamu 2 : siap?
Kades : siap..
Tamu 1 : oke, 3 2 1 action
Tamu 2 : kapan terakhir balapan kerbau rawa
dilaksanakan?
Kades : baik, perkenalkan saya disini
sebagai kepala desa, eee mengenai kapan terakhir balapan kerbau rawa
dilaksanakan itu kalau tidak salah pada tahun 2002, jadi sudah 15 tahun
terakhir ini kami tidak melaksanakan kegiatan unik tersebut.
Tamu 2 : kira-kira apa penyebab tidak
dilaksanakannya lagi kegiatan tersebut?
Kades : penyebab tidak dilaksanaknnya
lagi kegiatan tersebut adalah karena menurunnya minat wisatawan, sehingga
berpengaruh kepada pendanaan.
Tamu 2 : okee,, mantap. Terimakasih pak
kades
Kades : udah itu saja? bagaimana
hasilnya? Bagus?Bias lihat?
Tamu 1 :
ini pa (memperlihatkan hasil video)
Kades ; wahhh,, beda ya sama aslinya
hahaa
Tamu 1 & 2 : (mengisyaratkan risih)
(jeda)
Tamu 1 : oh iya pa, tadi kita sudah
membahasa tentang kerbau rawa dan balapan kerbau rawanya, selain hal itu apakah
ada hal menarik lainnya dari desa ini?
Karani : sawit ! (nada dendam)
Kades : ya ya ya, sawit, kabarnya
pemerintah sudah memberikan izin prinsip pembukaan lahan sawit di desa ini
Tamu 2 : lalu, warga menerimanya?
Kades : tentu saja tidak, seluruh warga
menolak keras hal itu, karena akan berakibat fatal bagi desa dan keberadaan
kerbau rawa itu sendiri.
Tamu 1 : bagaimana kalau kita wawancara
tentang hal itu saja, tapi kami maunya dari pa karani, karena beliau sebagai
peternak kerbau rawa sendiri, bagaimana pa karani?
Karani : kalau saya bersedia saja, tapi
tunggu sebentar, ada yang ingin saya perlihatkan kepada kalian (masuk kedalam
rumah)
Kades : pemerintah sekarang kadang suka
sekehendak hati, dengan dalih ingin mensejahterakan rakyat, apa mereka tidak
berpikir jauh tentang dampak yang akan terjadi, tidak masuk akal, ada-ada saja
mereka itu, mereka pikir kami disini tidak sejahtera apa, kami mampu
menyekolahkan anak-anak kami sampai sarjana, kaya dan sejahtera itu beda, dasar
pemerintah sekehendak hati, aneh. Seandainya kita bisa mendengar para kerbau
bicara mungkin mereka sedang bermunajat kepada tuhannya untuk menggantikan
manusia dengan binatang sebagai khalifah dibumi, manusia sudah menyalahi
takdirnya sebagai khalifah dibumi
(karani keluar dari rumah membawa
peta lahan sawit)
Karani : ini, ini adalah peta rencana lahan
sawit tersebut akan dibuka, kalau sampai proyek itu dilaksanakan, desa ini dan
desa sekitarnya akan hilang
Tamu 1 : wahhh bahaya ini pa, yasudah kalau
begitu kita bikin saja dulu rekaman wawancaranya siapa tau bermanfaat dan
pesannya tersampaikan, pa karani siap?
Karani :siap.!
Tamu 1 : 3 2 1 action
Tamu 2 :
apa benar akan dibuka lahan sawit? Dan bagaimana tanggapan bapa tentang hal
itu?
Karani : kalau tentang itu benar adanya,
dan tanggapan saya tentang hal itu adalah seharusnya pemerintah tidak seenaknya
memberikan izin pembukaan lahan kepada perusahaan, harus dimusyawarahkan dulu
bagaimana dampak dan akibatnya, kita pikirkan lagi bagaimana nasib generasi
anak cucu penerus kami nanti, bisa-bisa keberadaan kerbau rawa akan hilang,
bahkan tanah pun kami tidak punya lagi. Kami sebagai warga menolak akan hal itu
Tamu 2 : tapi itu semua kan untuk
mensejahterakan rakyat?
Karani : kami tidak menolak kalau memang
untuk mensejahterakan, tapi pemerintah harusnya dimusyawarahkan dulu, apakah
dari peternakan atau perikanan yang harus ditingkatkan, jangan dengan cara
membuka lahan sawit, jelas saja kami menolak kalau seperti itu.
Tamu 2 : lalu apa upaya yang sudah dilakukan
untuk penolakan tersebut?
Karani : kami sudah mengumpulkan tanda
tangan dari 4500 warga dan 600 lebih peternak sebagai bentuk penolakan, semoga
dengan cara itu bisa membantu kami
Tamu 2 : jadi apa harapan untuk pemerintah?
Karani : harapannya pemerintah bisa
mencabut izin prinsip terkait pembukaan lahan sawit dihabitat asli kerbau rawa.
Tamu 1 : oke sip mantap
(Said masuk dengan keadaan mabuk)
Said : (mabuk) dasar orang kampung tidak
tau diuntung, dasar orang-orang bodoh. (terkejut melihat banyak orang di depan
rumahnya) o wow oww,, ada apa ini, sepertinya banyak tamu, (menghampiri Ratna)
hmm,, halo, (menjabat tangan ratna dengan paksa) said, orang yang beruntung di
tempat ini, jangan terkagum seperti itu melihat saya, saya hanya ingin lebih
mengenal nona lebih jauh lagi, apakah seorang said bisa menjadi kekasihmu?
Bingung harus jawab apa? Tak perlu dijawab sekarang, simpan saja dulu biar
rindu ini terus ada, bhaa hahaaa,, lucu, lucu sekali kamu ini, saya tadi hanya
bercanda, saya sadar, saya sadar kalau seorang said yang tidak ada baiknya ini
tidak mungkin mendapatkan seseorang seperti kamu !. (kepada norman) apa kamu
liat liat ! dasar banci, pakai kacamata, celana sempit sampai burungmu susah
bernapas bhahaaa.. heyy, kamu punya rokok? Bisa aku minta satu broter..tidak
ada? Ahhh dasar pelit, dasar banci, orang sepertimu tidak bisa diandalkan di
masyarakat, cuih !! (kepada kades) ehh ada pa kades, assalamuallaikum bahahaaa,
saya kira pa kades sudah mati, sudahlah pa kades, anda tak perlu lagi bekerja, gentian
kah sama yang lebih muda seperti sya ini, anda cukup nikmati saja maut
menjemputmu bhahaaa.
Karani : said !apa-apaan kamu ini? Darimana
saja kamu?
Said :
eeemmm,, sepertinya itu seperti suara ayah saya. (menoleh kepada karani) ohh
ayah, apa kabarmu, anakmu rindu lama tak berjumpa denganmu, mana ibu? Ibuu…
mana ibu ayah?Mati? Bahahaaa,, syukurlah dia mati, jadi dia bisa bebas dari
derita hidup bersama ayah yang tidak tau diuntung !
Karani : said,, jaga mulutmu, malu dilihat
orang, (menarik said kedalam rumah) darimana saja kamu ini? Ayah sudah lama
menunggumu, apa yang kamu inginkan, bilang saja kepada ayah, ayah pasti akan
berikan, asalkan kamu tidak lagi seperti ini.
Said : tidak mungkin,, tidak mungkin
ayah bisa memberikan apa yang kumau
Karani : sebut saja apa yang kamu inginkan,
ayah pasti akan mengusahakannya
Said : jual semua kerbaumu itu!
Kemudian ajak seluruh warga untuk menyetujui izin sawit itu!
Karani : maaf said, kalau itu ayah tidak
bisa
Said : kenapa tidak bisa? Ayah lebih
sayang kepada kerbau-kerbau berisik itu daripada anakmu ini hah? Dan juga kalau
dari dulu ayah menyetujui izin itu kita pasti sudah sejahtera sekarang dan
anakmu yang malang ini tidak mungkin seperti ini, ayah paham!?
Karani : bukan seperti itu said, kamu dan
kerbau-kerbau itu sama pentignya bagi ayah, kamu adalah anak laki-laki
satu-satunya yang sangat ayah harapkan bisa meneruskan titipan nenek moyangnu,
dan kerbau-kerbau itu ayah pertahankan setengah mati keberadaannya karena dari
kerbau itu kita hidup, dari kerbau juga ayah dipertemukan dengan ibumu, ayah
tidak mau lagi kehilangan seperti ayah kehilangan ibumu.
Said : ahhhhh !selalu saja
jawabannya sama, (keluar) dasar orang tua payah, orang tua egois ! (sambil
berjalan menuju keluar panggung)
Karani : said, (mengejar said keluar) mau
kemana lagi kamu ini, said !
(karani keluar panggung)
Tamu 1 : jadi itu anak pa karani?
Kades : iya, said, anak laki-laki
satu-satunya pa karani, besar harapan pa karani kepada anaknya untuk meneruskan
peternakan kerbau rawa miliknya, namun harapan itu seakan-akan lenyap setelah
said mulai terpengaruh dan kecanduan obat-obatan yang banyak merusak generasi
muda di desa ini, malang nasib pa karani si kerbau tua tangguh desa ini,
istrinya sudah lama meninggal dan anak-anaknya yang lain sudah berkeluarga dan
menetap di kota, jiwa seorang kerbau rawa ada pada diri pa karani, sikap
tangguh dan pekerja kerasnya merupakan perwujudan dari seekor kerbau, beliau sangat
berjasa bagi kelangsungan habitat asli kerbau rawa, mungkin kita melihat pa
karani seperti tunduk kepada pemerintah, tapi tunduknya pa karani adalah tunduk
seekor kerbau yang artinya siap menyerang, semoga orang seperti pa karani tetap
ada untuk mempertahankan kerbau rawa. kami percaya kerbau rawa bukanlah hewan
yang sembarang hidup begitu saja dirawa, kami yakin ada tujuan dari para
leluhur dan tuhan mereka, kerbau rawa adalah warisan leluhur penanda agar
keberlangsunganya harus terus dijaga.malang sekali nasib kerbau tua itu.
Tamu 1 : pa karani, sepertinya sudah sore,
sudah saatnya pa karani pergi ke kandang, mungkin lain kal saja kami ikut ke
kandang untuk melihat secara langsung kerbau rawa itu, terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk
wawancara berharga ini.
Karani : oh iya, terimaksih juga sudah mau
datang kesini, maaf atas kejadian yang kurang mengenakan tadi, dan maaf juga
saya tidak bisa memberikan apa-apa hee.
Tamu 1 ; iya pa sama-sama, kalau begitu kami
pamit dulu pa
Kades : saya juga pamit pa karani
sekalian mengantar mereka berdua, assalamuallaikum
Karani ; waallaikumsalam..
(kades dan tamu keluar)
(karani berjalan keujung titian,
lampu perlahan meredup, blackout)
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar