BUKAN TEATER
(FAISAL REFKI / 08-07-2017)
SINOPSIS
DALAM
TEATER BIASANYA DIPERLUKAN SINOPSIS SEBAGAI GAMBARAN CERITA, AKAN TETAPI DISINI
TIDAK PERLU, TIDAK ADA SINOPSIS DISINI, KARENA INI BUKAN TEATER, SEKALI LAGI
SAYA TEKANKAN, INI BUKAN TEATER !!!
SETTING RUANG & WAKTU
RUANG
TAMU RUMAH, MALAM HARI
TOKOH
ANAK
LAKI-LAKI (L) UMUR 14 TAHUN
ANAK
PEREMPUAN (P) UMUR 12 TAHUN
AYAH
44 TAHUN
IBU
43 TAHUN
BIBI
35 TAHUN
ANAK LAKI-LAKI TERLIHAT SEDANG
GUGUP DAN MENGAWASI KEADAAN SEKITAR, SESEKALI MENENGOK KELUAR RUMAH, SETELAH
SEMUANYA TERLIHAT BAIK-BAIK SAJA, ANAK LAKI-LAKI MENGAMBIL KAMERA DAN
MELETAKKANNYA DI ATAS MEJA SEOLAH INGIN MEMBUAT SEBUAH VIDEO, KEMUDIAN DIA
MENGAMBIL TINDAKAN DUDUK DI SOFA SAMBIL TERLIHAT INGIN MELAKUKAN SESUATU.
ANAK L:
(GELISAH
SAMBIL BERKALI-KALI MENGHISAP ROKOKNYA) aduhh,, bagaimana ini, aku harus
bagaimana, matilah aku kalau dia sampai tau, bisa-bisa leher ini putus
dicekiknya atau dia akan menangis sekencang-kencangnya sambil teriak-teriak
meminta pertanggung jabawanku, atau imajinasi liarku membayangkan dia akan
membakar rumah ini hiiii…
Tapi
bagaimanapun juga ini harus ku sampaikan kepada dia, semakin aku menghindar
semakin terasa menyiksa, lagi pula aku sudah kehabisan alasan untuk menolaknya.
Ahhh.. masa bodoh, biar saja dia mau mencekik leherku, nangis sampai teriak
sekuat tenaga atau bahkan membakar rumah ini aku akan tetap mengatakannya, ya
tuhan.. semoga dia bisa tabah menerima kenyataan ini.
ANAK PEREMPUAN MASUK
ANAK P:
Loh,
abang sudah pulang ya, kenapa abang diam saja sih, biasanya kalau pulang pasti
langsung memanggilku “sayang,, abang pulang” pasti selalu bilang seperti itu,
jadi kan aku bisa siap-siap membuatkanmu minum, tapi kok hari ini tidak sih
bang, kenapa? Ada masalah? Atau abang sedang tidak enak badan?
ANAK L:
Eee,,
iya nih sayang, abang lagi tidak enak badan
ANAK P:
Duhh
kasihan abang,, tunggu sebentar ya bang, aku bikinkan minum dulu buat abang.
ANAK PEREMPUAN KELUAR UNTUK
MEMBUATKAN MINUM
ANAK L:
(GREGET)
Ahhhh bodoh bodoh bodoh.. ya tuhan, apa yang harus aku lakukan, rasanya tak
sampai hati kalau harus membuat perempuan sebaik dia kecewa karena mendengar
pernyataanku, sudah seminggu kami berumahtangga, orang-orang pasti beranggapan
kalau pasangan yang baru menikah itu pasti sedang dalam masa manis-manisnya,
tapi itu hanya pendapat orang, tapi… ahhh sudahlah..
ANAK PEREMPUAN MASUK MEMBAWA
MINUMAN
ANAK P:
Ini
bang minum dulu, aku buatkan wedang jahe supaya badan abang lebih enakan.
Bagaimana
pekerjaan hari ini bang?
ANAK L:
Entahlah,
rasanya pekerjaan hari ini sangat melelahkan, seolah olah apa yang abang
kerjakan sangat berat sekali, entah kenapa hari ini abang sangat tidak fokus
ANAK P:
Abang
banyak pikiran?
ANAK L:
(MENGGODA)
Tidak ada yang abang pikirkan selain istri abang yang tercinta hee
ANAK P:
Ahh
abang, aku serius bang, abang banyak pikiran ya?
ANAK L:
Yaa
sebenarnya abang sudah tidak betah bekerja disana
ANAK P:
Kenapa
bang? Bukannya abang sudah lama kerja disana?
ANAK L:
Iya
sih, tapi pimpinan perusahaan yang baru ini seenaknya saja terhadap
karyawannya, masa dia membuat aturan yang tidak masuk akal
ANAK P:
Tidak
masuk akal bagaimana maksudnya bang?
ANAK L:
Masa
dia membuat aturan kalau karyawannya yang baru menikah tidak boleh memiliki
anak, tidak masuk akal kan? Itu namanya sudah melanggar hak asasi manusia, itu
kan hak kita mempunyai anak
ANAK P:
Menurut
aku sih tidak apa-apa bang kalau perusahan memang membuat peraturan seperti
itu, daripada abang kehilangan pekerjaan abang nanti
ANAK L:
Apa
kamu tidak salah? Apa kamu mau kalau kita ditunda dulu memiliki anak hanya
untuk sebuah pekerjaan?
ANAK P:
Menurut
aku sih tidak masalah bang kalau kita tunda dulu memilki anak, kita berdua kan
masih muda, masih banyak waktu untuk memikirkan hal itu bang
ANAK L:
Kamu
yakin? Ini masalah komitmen loh, apa kamu sudah siap dengan komitmen itu?
ANAK P:
Kalau
aku sih siap saja bang, abangnya saja lagi yang bagaimana, apa abang sudah
siap?
ANAK L:
Eee
kalau abang ya terserah kamu saja, urusan memiliki anak kan pasti menyangkut kesiapan
dari ibunya juga, apakah seorang ibu sudah siap mengandung sembilan bulan dan
melahirkan serta merawat sang bayi, hal itu kan membutuhkan keputusan yang
sangat besar
ANAK P:
Ya
sudah bang, nanti dulu memikirkan anak, fokus lah dulu dengan perkerjaan abang,
kerja yang giat untuk investasi kita jangka panjang, lagipula kan masalah kita
memiliki anak atau tidak itu sudah jadi takdir tuhan, kalau tuhan tidak
menghendaki ya tidak akan terjadi, kalau tuhan menghendaki ya bersyukur saja
kalau kita telah diberi amanah olehnya.
ANAK L:
Yaa
kalau kita bicara masalah tuhan apa saja bisa terjadi hee..
TELEPON DI KAMAR BERBUNYI
ANAK P:
Bang,
aku kekamar dulu mau mengangkat telepon..
ANAK PEREMPUAN PERGI KE KAMAR
ANAK L:
Huhf..
sukurlah, terimakasih tuhan ternyata dia juga memiliki pemikiran yang sama
denganku, sesuai dengan apa yang kuharapkan, padahal kan tadi aku hanya
mengarang cerita kalau atasanku membuat peraturan yang tidak masuk akal seperti
itu, mana ada peraturan seperti itu hahaa.. ah sudahlah, itu artinya aku akan
dengan mudah mengungkapkan apa yang selama ini menjadi tembok penghalang
dipikiranku, semoga saja dia dapat menerimanya.
ANAK PEREMPUAN MASUK
ANAK L:
Siapa
yang menelepon?
ANAK P:
Teman
aku bang (SEDIH)
ANAK L:
Kamu
kenapa? Kok kamu terlihat sedih?
ANAK P:
Begini
bang, aku mau cerita sama abang
ANAK L:
Cerita
saja, kenapa?
ANAK P:
Seperti
ini bang, bukan maksud menambah pikiran abang, tapi ini sangat mendesak bang?
ANAK L:
Kamu
hamil?
ANAK P:
Bukan
bang
ANAK L:
Orang
tua kamu sakit?
ANAK P:
Bukan
itu bang, bukan..
ANAK L:
Lalu
apa?
ANAK P:
Bolehkah
aku minjam uang sama abang?
ANAK L:
Minjam
uang? Untuk apa kamu minjam uang sama abang?
ANAK P:
Begini
bang, tadi teman aku menelepon kalau dia sedang dalam musibah, dia orang susah
bang, dia mau minjam uang untuk ibunya yang sakit bang
ANAK L:
Ya
sudah, nanti abang kasih, mudahan saja dapat membantu temanmu
ANAK P:
Tapi
bang..
ANAK L:
(BINGUNG)
Tapi apa?
ANAK P:
Tapi
bukan itu bang, Aku hanya mengarangnya
ANAK L:
Maksudnya?
ANAK P:
Maksdunya
bukan itu yang ingin aku ceritakan kepada abang
ANAK L:
Maksudnya
cerita tadi tidak benar?
ANAK P:
Iya
bang, sebenarnya yang ingin aku ceritakan adalah….(JEDA), Tapi abang harus siap
mendengarnya..
ANAK L:
Cerita
saja, abang siap
ANAK P:
(GUGUP)
Aku mandul bang
ANAK L:
(TERKEJUT)
Hah? Kamu mandul? Kamu tau dari mana kalau kamu mandul?
ANAK P:
Beberapa
hari lalu aku ke dokter bang, aku melakukan cek hanya untuk memastikan apakah
aku sudah siap untuk kehamilan, tapi dokter memberikan keterangan yang ternyata
aku ini mandul bang, dan yang menelepon tadi adalah temanku bang yang
menyarankan aku untuk terapi, dia punya kenalan yang bisa mengatasi kemandulan
bang, kamu harus tahu ini bang agar kamu tidak terkejut nantinya, aku ini
istrimu bang, dan aku ingin membahagiakanmu bang, (SEDIH) tapi maaf bang, aku
tidak bisa memberimu keturunan bang, maafkan aku bang.
ANAK L:
(SENANG)
Yesss.. sukurlah, terimakasih tuhan, ternyata engkau berpihak kepadaku,
sukurlah sukurlah sukurlah…
ANAK P:
(KECEWA)
Bang ! apa maksud abang! Aku ini mandul bang, aku tak bisa memberimu keturunan
bang! Abang paham? Tapi kenapa sikap abang mendengar aku mandul abang malah
bersyukur, begitukah suami menyikapi istrinya yang dalam keterpurukan? apa
abang sebenarnya memang menghendaki itu, tega kamu bang !!
ANAK PEREMPUAN MASUK KE KAMAR
ANAK L:
(SENANG)
Hahaaa.. sukurlah, itu artinya aku tak perlu lagi jujur kepadanya kalau aku ini
sebenarnya tidak suka dengan wanita, andai saja orang tuaku tau kalau dia itu
mandul, pasti mereka tidak akan memaksaku menikah dengannya hahaaa.. sukurlah..
ANAK PEREMPUAN MASUK
ANAK L:
(MENCEGAT)
Ehhh,, kamu mau kemana? Kok membawa koper segala?
ANAK P:
(NANGIS)
Aku mau pulang kerumah orang tuaku bang, aku kira abang akan berempati
kepadaku, tapi nyatanya berlainan, aku menyesal mengenal dan menikah dengan
abang, biarkan aku pulang bang..
AYAH DAN IBU MEREKA MASUK
AYAH:
(TERKEJUT)
Hey, ada apa ini? Dina, kenapa kamu menangis? Dani, kamu apakan adikmu sampai
nangis seperti ini? Ini juga kenapa ada koper disini? Sedang apa kalian?
ANAK L:
(DONGKOL)
Yahh Ayah, kok masuk rumah tidak mengetuk pintu dulu sih, gagal deh..
AYAH:
(TINGGI)
Dani, jawab pertanyaan Ayah, jelaskan apa yang terjadi? Lalu mana Bibi Ijum?
(MEMANGGIL
BIBI IJUM) Bi.. Bi Ijum..!!
BIBI IJUM MASUK
BIBI:
Loh,
bapak udah pulang toh.
AYAH:
Bibi
sedang apa, kok anak-anak dibiarkan seperti ini?
BIBI:
(GUGUP)
Begini pak, saya tadi dikamar, saya disuruh Dani dan Dina membantu mereka untuk
membuat video teater, jadi tugas saya hanya untuk membunyikan telepon sesuai
aba-aba mereka pak
AYAH:
(TERKEJUT)
Teater?
ANAK L:
Iya,
Jadi seperti ini Yah, kami sedang membuat tugas video teater, dan Bi Ijum kami
minta sebagai petugas belakang layar Yah, tapi hampir saja ceritanya selesai
Ayah dan Ibu malah masuk, jadinya gagal deh.
ANAK P:
(KESAL)
Iya nih Ayah, padalah sudah seru serunya kami mainnya, latihannya juga sudah
lama, tapi Ayah dan Ibu masuk begitu aja, videonya kan jadi gagal, hmmm…
IBU:
Ohh,,
kalian sih tidak bilang sama kami, lagipula latihannya kok dalam rumah, kalau
kalian memberitahu Ayah dan Ibu kami kan bisa bantu kalian membuat video yang
lebih bagus lagi.
AYAH:
Memangnya
naskah yang mana sih yang kalian bawakan?
ANAK L:
Itu
loh Yah yang judulnya PENGAKUAN karya Ayah
AYAH:
(TERKEJUT)
Hah? Kalian memainkan naskah itu? Itu kan naskah dewasa, naskah itu tidak cocok
untuk kalian
ANAK P:
Ya
bagaimana lagi, dari sekian banyak naskah karya Ayah tidak ada ceritanya yang
untuk anak-anak, jadi kami lebih memilih naskah itu deh.
ANAK L:
Iya,
Ayah ini kan katanya seniman, tapi kenapa Ayah tidak pernah mengajarkan kami
tentang teater, padalah kami kan suka dengan teater, masa kami anak seorang
seniman tapi belajrnya dari guru seni di sekolah kami sih, kami kan juga mau
jadi seperti Ayah. Oh ya, kalau kami tidak boleh memainkan naskah yang terlalu
dewasa, mau kah Ayah membuatkan naskah anak-anak untuk kami?
AYAH:
Baikalah,
Ayah janji nanti Ayah akan membuatkan naskah khusus untuk kalian, dan kalau
kalian memang suka teater Ayah janji akan mengajarkannya pada kalian, tapi
latihannya tidak semudah yang kalian bayangkan, apakah kalian siap?
ANAK L & P:
Siap
!!
IBU:
Ya
sudah, ini sudah malam, sebaiknya kalian tidur, udah capek kan latihan
semalaman?
ANAK P:
Iya
Bu, tapi Ayah besok harus ajari kami berteater yaa
AYAH:
Iya,
Ayah janji, sudah tidur sana
IBU:
Bibi
Ijum istirahat juga, kasian Bibi menjaga mereka seharian
BIBI:
Iya
Bu..
ANAK L & P:
Malam
Ibu, malam Ayah..
BIBI, ANAK LAKI-LAKI & ANAK
PEREMPUAN MASUK KE KAMAR
IBU:
Ada-ada
saja mereka berdua, nampaknya mereka memang berbakat di teater Yah
AYAH:
Iya
Bu, tadi kamu lihat kan Dina menangis, Ayah kira dia menangis sungguhan
ternyata hanya akting, walaupun mereka bukan darah daging kita, tapi
seolah-olah mereka mewarisi darah seni dari kita ya Bu, Ayah jadi ingat waktu
kita memainkan naskah itu, mungkin beberapa tahun lagi mereka akan lebih hebat
dari kita berdua ya
IBU :
Amin,
semoga saja, asalkan mereka bersungguh-sungguh saja, dan yang penting mereka
bisa melakukan kegiatan yang positif hehe..
AYAH:
Iya
Bu hehe..
SUARA ANAK PEREMPUAN & ANAK LAKI-LAKI
DARI DALAM KAMAR
ANAK L & P:
Ayah
!! Ibu !! cepat tidur !! sudah malam !!
BLACKOUT
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar