Rabu, 29 November 2017

Bukan Teater



BUKAN TEATER
(FAISAL REFKI / 08-07-2017)

SINOPSIS
DALAM TEATER BIASANYA DIPERLUKAN SINOPSIS SEBAGAI GAMBARAN CERITA, AKAN TETAPI DISINI TIDAK PERLU, TIDAK ADA SINOPSIS DISINI, KARENA INI BUKAN TEATER, SEKALI LAGI SAYA TEKANKAN, INI BUKAN TEATER !!!


SETTING RUANG & WAKTU
RUANG TAMU RUMAH, MALAM HARI


TOKOH
ANAK LAKI-LAKI (L) UMUR 14 TAHUN
ANAK PEREMPUAN (P) UMUR 12 TAHUN
AYAH 44 TAHUN
IBU 43 TAHUN
BIBI 35 TAHUN



ANAK LAKI-LAKI TERLIHAT SEDANG GUGUP DAN MENGAWASI KEADAAN SEKITAR, SESEKALI MENENGOK KELUAR RUMAH, SETELAH SEMUANYA TERLIHAT BAIK-BAIK SAJA, ANAK LAKI-LAKI MENGAMBIL KAMERA DAN MELETAKKANNYA DI ATAS MEJA SEOLAH INGIN MEMBUAT SEBUAH VIDEO, KEMUDIAN DIA MENGAMBIL TINDAKAN DUDUK DI SOFA SAMBIL TERLIHAT INGIN MELAKUKAN SESUATU.
ANAK L:
(GELISAH SAMBIL BERKALI-KALI MENGHISAP ROKOKNYA) aduhh,, bagaimana ini, aku harus bagaimana, matilah aku kalau dia sampai tau, bisa-bisa leher ini putus dicekiknya atau dia akan menangis sekencang-kencangnya sambil teriak-teriak meminta pertanggung jabawanku, atau imajinasi liarku membayangkan dia akan membakar rumah ini hiiii…
Tapi bagaimanapun juga ini harus ku sampaikan kepada dia, semakin aku menghindar semakin terasa menyiksa, lagi pula aku sudah kehabisan alasan untuk menolaknya. Ahhh.. masa bodoh, biar saja dia mau mencekik leherku, nangis sampai teriak sekuat tenaga atau bahkan membakar rumah ini aku akan tetap mengatakannya, ya tuhan.. semoga dia bisa tabah menerima kenyataan ini.
ANAK PEREMPUAN MASUK
ANAK P:
Loh, abang sudah pulang ya, kenapa abang diam saja sih, biasanya kalau pulang pasti langsung memanggilku “sayang,, abang pulang” pasti selalu bilang seperti itu, jadi kan aku bisa siap-siap membuatkanmu minum, tapi kok hari ini tidak sih bang, kenapa? Ada masalah? Atau abang sedang tidak enak badan?
ANAK L:
Eee,, iya nih sayang, abang lagi tidak enak badan
ANAK P:
Duhh kasihan abang,, tunggu sebentar ya bang, aku bikinkan minum dulu buat abang.
ANAK PEREMPUAN KELUAR UNTUK MEMBUATKAN MINUM
ANAK L:
(GREGET) Ahhhh bodoh bodoh bodoh.. ya tuhan, apa yang harus aku lakukan, rasanya tak sampai hati kalau harus membuat perempuan sebaik dia kecewa karena mendengar pernyataanku, sudah seminggu kami berumahtangga, orang-orang pasti beranggapan kalau pasangan yang baru menikah itu pasti sedang dalam masa manis-manisnya, tapi itu hanya pendapat orang, tapi… ahhh sudahlah..
ANAK PEREMPUAN MASUK MEMBAWA MINUMAN
ANAK P:
Ini bang minum dulu, aku buatkan wedang jahe supaya badan abang lebih enakan.
Bagaimana pekerjaan hari ini bang?
ANAK L:
Entahlah, rasanya pekerjaan hari ini sangat melelahkan, seolah olah apa yang abang kerjakan sangat berat sekali, entah kenapa hari ini abang sangat tidak fokus
ANAK P:
Abang banyak pikiran?
ANAK L:
(MENGGODA) Tidak ada yang abang pikirkan selain istri abang yang tercinta hee
ANAK P:
Ahh abang, aku serius bang, abang banyak pikiran ya?
ANAK L:
Yaa sebenarnya abang sudah tidak betah bekerja disana
ANAK P:
Kenapa bang? Bukannya abang sudah lama kerja disana?

ANAK L:
Iya sih, tapi pimpinan perusahaan yang baru ini seenaknya saja terhadap karyawannya, masa dia membuat aturan yang tidak masuk akal
ANAK P:
Tidak masuk akal bagaimana maksudnya bang?
ANAK L:
Masa dia membuat aturan kalau karyawannya yang baru menikah tidak boleh memiliki anak, tidak masuk akal kan? Itu namanya sudah melanggar hak asasi manusia, itu kan hak kita mempunyai anak
ANAK P:
Menurut aku sih tidak apa-apa bang kalau perusahan memang membuat peraturan seperti itu, daripada abang kehilangan pekerjaan abang nanti
ANAK L:
Apa kamu tidak salah? Apa kamu mau kalau kita ditunda dulu memiliki anak hanya untuk sebuah pekerjaan?
ANAK P:
Menurut aku sih tidak masalah bang kalau kita tunda dulu memilki anak, kita berdua kan masih muda, masih banyak waktu untuk memikirkan hal itu bang
ANAK L:
Kamu yakin? Ini masalah komitmen loh, apa kamu sudah siap dengan komitmen itu?
ANAK P:
Kalau aku sih siap saja bang, abangnya saja lagi yang bagaimana, apa abang sudah siap?



ANAK L:
Eee kalau abang ya terserah kamu saja, urusan memiliki anak kan pasti menyangkut kesiapan dari ibunya juga, apakah seorang ibu sudah siap mengandung sembilan bulan dan melahirkan serta merawat sang bayi, hal itu kan membutuhkan keputusan yang sangat besar
ANAK P:
Ya sudah bang, nanti dulu memikirkan anak, fokus lah dulu dengan perkerjaan abang, kerja yang giat untuk investasi kita jangka panjang, lagipula kan masalah kita memiliki anak atau tidak itu sudah jadi takdir tuhan, kalau tuhan tidak menghendaki ya tidak akan terjadi, kalau tuhan menghendaki ya bersyukur saja kalau kita telah diberi amanah olehnya.
ANAK L:
Yaa kalau kita bicara masalah tuhan apa saja bisa terjadi hee..
TELEPON DI KAMAR BERBUNYI
ANAK P:
Bang, aku kekamar dulu mau mengangkat telepon..
ANAK PEREMPUAN PERGI KE KAMAR
ANAK L:
Huhf.. sukurlah, terimakasih tuhan ternyata dia juga memiliki pemikiran yang sama denganku, sesuai dengan apa yang kuharapkan, padahal kan tadi aku hanya mengarang cerita kalau atasanku membuat peraturan yang tidak masuk akal seperti itu, mana ada peraturan seperti itu hahaa.. ah sudahlah, itu artinya aku akan dengan mudah mengungkapkan apa yang selama ini menjadi tembok penghalang dipikiranku, semoga saja dia dapat menerimanya.
ANAK PEREMPUAN MASUK
ANAK L:
Siapa yang menelepon?
ANAK P:
Teman aku bang (SEDIH)
ANAK L:
Kamu kenapa? Kok kamu terlihat sedih?
ANAK P:
Begini bang, aku mau cerita sama abang
ANAK L:
Cerita saja, kenapa?
ANAK P:
Seperti ini bang, bukan maksud menambah pikiran abang, tapi ini sangat mendesak bang?
ANAK L:
Kamu hamil?
ANAK P:
Bukan bang
ANAK L:
Orang tua kamu sakit?
ANAK P:
Bukan itu bang, bukan..
ANAK L:
Lalu apa?
ANAK P:
Bolehkah aku minjam uang sama abang?
ANAK L:
Minjam uang? Untuk apa kamu minjam uang sama abang?

ANAK P:
Begini bang, tadi teman aku menelepon kalau dia sedang dalam musibah, dia orang susah bang, dia mau minjam uang untuk ibunya yang sakit bang
ANAK L:
Ya sudah, nanti abang kasih, mudahan saja dapat membantu temanmu
ANAK P:
Tapi bang..
ANAK L:
(BINGUNG) Tapi apa?
ANAK P:
Tapi bukan itu bang, Aku hanya mengarangnya
ANAK L:
Maksudnya?
ANAK P:
Maksdunya bukan itu yang ingin aku ceritakan kepada abang
ANAK L:
Maksudnya cerita tadi tidak benar?
ANAK P:
Iya bang, sebenarnya yang ingin aku ceritakan adalah….(JEDA), Tapi abang harus siap mendengarnya..
ANAK L:
Cerita saja, abang siap

ANAK P:
(GUGUP) Aku mandul bang
ANAK L:
(TERKEJUT) Hah? Kamu mandul? Kamu tau dari mana kalau kamu mandul?
ANAK P:
Beberapa hari lalu aku ke dokter bang, aku melakukan cek hanya untuk memastikan apakah aku sudah siap untuk kehamilan, tapi dokter memberikan keterangan yang ternyata aku ini mandul bang, dan yang menelepon tadi adalah temanku bang yang menyarankan aku untuk terapi, dia punya kenalan yang bisa mengatasi kemandulan bang, kamu harus tahu ini bang agar kamu tidak terkejut nantinya, aku ini istrimu bang, dan aku ingin membahagiakanmu bang, (SEDIH) tapi maaf bang, aku tidak bisa memberimu keturunan bang, maafkan aku bang.
ANAK L:
(SENANG) Yesss.. sukurlah, terimakasih tuhan, ternyata engkau berpihak kepadaku, sukurlah sukurlah sukurlah…
ANAK P:
(KECEWA) Bang ! apa maksud abang! Aku ini mandul bang, aku tak bisa memberimu keturunan bang! Abang paham? Tapi kenapa sikap abang mendengar aku mandul abang malah bersyukur, begitukah suami menyikapi istrinya yang dalam keterpurukan? apa abang sebenarnya memang menghendaki itu, tega kamu bang !!
ANAK PEREMPUAN MASUK KE KAMAR
ANAK L:
(SENANG) Hahaaa.. sukurlah, itu artinya aku tak perlu lagi jujur kepadanya kalau aku ini sebenarnya tidak suka dengan wanita, andai saja orang tuaku tau kalau dia itu mandul, pasti mereka tidak akan memaksaku menikah dengannya hahaaa.. sukurlah..
ANAK PEREMPUAN MASUK

ANAK L:
(MENCEGAT) Ehhh,, kamu mau kemana? Kok membawa koper segala?
ANAK P:
(NANGIS) Aku mau pulang kerumah orang tuaku bang, aku kira abang akan berempati kepadaku, tapi nyatanya berlainan, aku menyesal mengenal dan menikah dengan abang, biarkan aku pulang bang..
AYAH DAN IBU MEREKA MASUK
AYAH:
(TERKEJUT) Hey, ada apa ini? Dina, kenapa kamu menangis? Dani, kamu apakan adikmu sampai nangis seperti ini? Ini juga kenapa ada koper disini? Sedang apa kalian?
ANAK L:
(DONGKOL) Yahh Ayah, kok masuk rumah tidak mengetuk pintu dulu sih, gagal deh..
AYAH:
(TINGGI) Dani, jawab pertanyaan Ayah, jelaskan apa yang terjadi? Lalu mana Bibi Ijum?
(MEMANGGIL BIBI IJUM) Bi.. Bi Ijum..!!
BIBI IJUM MASUK
BIBI:
Loh, bapak udah pulang toh.
AYAH:
Bibi sedang apa, kok anak-anak dibiarkan seperti ini?
BIBI:
(GUGUP) Begini pak, saya tadi dikamar, saya disuruh Dani dan Dina membantu mereka untuk membuat video teater, jadi tugas saya hanya untuk membunyikan telepon sesuai aba-aba mereka pak
AYAH:
(TERKEJUT) Teater?
ANAK L:
Iya, Jadi seperti ini Yah, kami sedang membuat tugas video teater, dan Bi Ijum kami minta sebagai petugas belakang layar Yah, tapi hampir saja ceritanya selesai Ayah dan Ibu malah masuk, jadinya gagal deh.
ANAK P:
(KESAL) Iya nih Ayah, padalah sudah seru serunya kami mainnya, latihannya juga sudah lama, tapi Ayah dan Ibu masuk begitu aja, videonya kan jadi gagal, hmmm…
IBU:
Ohh,, kalian sih tidak bilang sama kami, lagipula latihannya kok dalam rumah, kalau kalian memberitahu Ayah dan Ibu kami kan bisa bantu kalian membuat video yang lebih bagus lagi.
AYAH:
Memangnya naskah yang mana sih yang kalian bawakan?
ANAK L:
Itu loh Yah yang judulnya PENGAKUAN karya Ayah
AYAH:
(TERKEJUT) Hah? Kalian memainkan naskah itu? Itu kan naskah dewasa, naskah itu tidak cocok untuk kalian
ANAK P:
Ya bagaimana lagi, dari sekian banyak naskah karya Ayah tidak ada ceritanya yang untuk anak-anak, jadi kami lebih memilih naskah itu deh.



ANAK L:
Iya, Ayah ini kan katanya seniman, tapi kenapa Ayah tidak pernah mengajarkan kami tentang teater, padalah kami kan suka dengan teater, masa kami anak seorang seniman tapi belajrnya dari guru seni di sekolah kami sih, kami kan juga mau jadi seperti Ayah. Oh ya, kalau kami tidak boleh memainkan naskah yang terlalu dewasa, mau kah Ayah membuatkan naskah anak-anak untuk kami?
AYAH:
Baikalah, Ayah janji nanti Ayah akan membuatkan naskah khusus untuk kalian, dan kalau kalian memang suka teater Ayah janji akan mengajarkannya pada kalian, tapi latihannya tidak semudah yang kalian bayangkan, apakah kalian siap?
ANAK L & P:
Siap !!
IBU:
Ya sudah, ini sudah malam, sebaiknya kalian tidur, udah capek kan latihan semalaman?
ANAK P:
Iya Bu, tapi Ayah besok harus ajari kami berteater yaa
AYAH:
Iya, Ayah janji, sudah tidur sana
IBU:
Bibi Ijum istirahat juga, kasian Bibi menjaga mereka seharian
BIBI:
Iya Bu..
ANAK L & P:
Malam Ibu, malam Ayah..
BIBI, ANAK LAKI-LAKI & ANAK PEREMPUAN MASUK KE KAMAR
IBU:
Ada-ada saja mereka berdua, nampaknya mereka memang berbakat di teater Yah
AYAH:
Iya Bu, tadi kamu lihat kan Dina menangis, Ayah kira dia menangis sungguhan ternyata hanya akting, walaupun mereka bukan darah daging kita, tapi seolah-olah mereka mewarisi darah seni dari kita ya Bu, Ayah jadi ingat waktu kita memainkan naskah itu, mungkin beberapa tahun lagi mereka akan lebih hebat dari kita berdua ya
IBU :
Amin, semoga saja, asalkan mereka bersungguh-sungguh saja, dan yang penting mereka bisa melakukan kegiatan yang positif hehe..
AYAH:
Iya Bu hehe..
SUARA ANAK PEREMPUAN & ANAK LAKI-LAKI DARI DALAM KAMAR
ANAK L & P:
Ayah !! Ibu !! cepat tidur !! sudah malam !!
BLACKOUT

SELESAI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar